Minggu, 22 Desember 2013

dampak cuaca buruk terhadap penerbangan




Cuaca Buruk pada saat penerbangan dapat disebabkan karena :

ž  TURBULENSI
Turbulensi adalah pergolakan udara yang umumnya tidak dapat dilihat. Hal ini dapat terjadi apabila langit cerah dan secara tiba-tiba tanpa diprediksi sebelumnya .

Penyebab Turbulensi :

a. Suhu
Pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan sebaliknya masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut dengan ”turbulensi thermis”.

b. Jet stream
Pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level ketinggian yang tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya.

c. Pegunungan
Massa udara yang melewati pegunungan dan mengakibatkan turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya pada sisi yang lain. Turbulensi jenis ini sering disebut dengan “turbulensi mekanis”.

d. Wake turbulence
Turbulensi yang terjadi dekat dengan permukaan yang dilewati pesawat atau helikopter


ž  Icing
kodisi icing merupakan kondisi dimana terbentuk es di permukaan badan pesawat, atau ketika karburator di dalam mesin pesawat membeku.
Icing terjadi ketika uap air membeku di bawah titik beku.
Fenomena ini tidak membahayakan penerbangan dengan seketika namun secara perlahan-lahan apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus hal ini akan mengakibatkan kerusakan mesin , pengurangan daya kerja , penambahan berat pesawat, mengganggu arus udara, dan meningkatkan kecepatan stall pesawat yang nantinya akan mengganggu kerja pesawat.


ž  Kilat
Sambaran kilat pada pesawat terbang akan merusakkan peralatan navigasi, juga sistem peralatan yang lainnya dalam pesawat. Selain itu sinar yang silau yang dipancarkan oleh kilat secara terus-menerus akan mengganggu pilot dalam menerbangkan pesawat, dalam hal ini pesawat yang digunkan bukanlah pesawat otomatis.

CUACA PENERBANGAN



APA YANG DIMAKSUD DENGAN CUACA PENERBANGAN?

Cuaca Penerbangan
adalah cuaca yang diperuntukan khusus unutk dunia penerbangan, baik untuk saat lepas landas, mendarat maupun selama penerbangan.
Informasi cuaca ini diberikan setiap waktu pada saat pesawat akan merencanakan penerbangan yang disesuaikan dengan jadwal penerbangan.

Informasi Cuaca Untuk Penerbangan meliputi beberapa unsur, seperti :

1. ANGIN
ž  arah angin diperlukan untuk menentukan dari mana dan kemana pesawat tersebut lepas landas maupun mendarat dengan memperhitungkan kecepatan angin yang sedang terjadi.
ž  sedangkan selama perjalanan dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi pesawat saat di udara.

BERDASARKAN ARAH ANGIN KITA DAPAT MEMPERKIRAKAN DARI MANA PESAWAT AKAN MENDARAT DAN LANDING.

contoh:

Pada landasan yang memanjang dari barat hingga timur
- Jika angin berasal dari barat maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju barat
- Jika angin berasal dari timur maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju timur

Pada landasan yang memanjang dari utara hingga selatan
- Jika angin berasal dari selatan maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju selatan
- Jika angin berasal dari utara maka pesawat akan lepas landas maupun landing menuju utara


2. JARAK PANDANG
Untuk pesawat yang tidak otomatis, informasi jarak pandang sangat diperlukan dalam hal pendaratan, baik jarak pandang vertikal maupun horizontal.

Jarak pandang vertikal :
erat kaitannya dengan saat pesawat akan melakukan pendaratan saat masih di udara, hal ini pentig untuk mengetahui posisi dan sisa runway landasan agar pendaratan dapat dilakukan dengan tepat
ž
Jarak pandang horizontal :
            erat kaitannya dengan saat pesawat sudah mulai mendarat di dekat permukaan


Dalam penerbangan dikenal dengan Runway Visual Range, (RVR).

RVR Merupakan alat meterologi yang memberikan informasi jarak pandang maksimum (visibility) didaerah sekitar runway, RVR biasanya dipasang sebagai kelengkapan fasilitas Instrumen Landing System (ILS)


Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang, seperti :

ž  Hujan deras  
Pada dasrnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel air yang jatuh ke permukaan tanah berbentuk kepingan dengan diameter 0.5 mm atau kurang, dapat dibayangkan apabila partikel-partike yang jatuh ke bumi di suatu badara jumlahnya sangat banyak, tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya jarak pandang.
Pada umumnya hujan deras ini jatuh dari awan rendah antara lain awan Cumulonimbus (Cb).


ž  Udara kabur / haze
Hal ini terjadi dikarenakan polusi udara karena asap kendaraan, asap dari hasil pembuangan industri pabrik, dan pembakaran hutan.          
Partikel-partikel asap yang besar akan jatuh ke permukaan bumi, sedangkan partikel-partikel yang kecil yang seukuran dengan mist dan halimun akan melayang di udara.


ž  Halimun / Mist
Terdiri dari tetes-tetes air mikroskopis yang melayang di udara, kejadian ini dapat mengurangi jarak pandang tidak kurang dari 1 km.
tetes-tetes air mikroskopis ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil.


ž  Kabut / Fog
Terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan dapat mengurangi jarak pandang kurang dari 1 km.
tetes-tetes air ini dapat dilihat dengan mata biasa dan pergerakannya mengikuti pergerakan udara.


ž  Smog
Merupakan campuran asap dan kabut yang dapat mengurangi jarak pandang.


ž  Badai pasir / Sandstrom
Terjadi dari pengangkatan pasir yang dapat naik ke udara dikarenakan tiuan angin, namun ketinggian naiknya pasir ini tergantung dari ukurannya namun karena ringan, partikel ini jarang mencapai ketinggian lebih dari 20-30 m. Biasanya terjadi di daera padang pasir.

ž
  Badai Debu / Duststrom
Terjadi dari partikel-partikel debu yang sangat kecil yang melayang di atas permukaan hingga ketinggian beberapa km dari permukaan, kejadian ini dapat berlangsung lama dan meluas dan umumnya terjadi pada daerah padang pasir.


3. AWAN
Ada bermacam-macam jenis awan berdasarkan level ketinggian, yaitu awan rendah, menengah, dan tinggi.
ž  Dalam penerbangan awan yang harus dilaporkan adalah jenis awan rendah yaitu awan Cumulonimbus(Cb) dan awan Towering Cumulus(Tcu).
ž   
Namun pada umumnya awan Cb ini sangat ditakuti dalam penerbangan karena dapat mengakibatkan updraft (arus naik), downdraft (arus turun), dan windshear (perubahan keepatan secara tiba-tiba), yang apabila pesawat berada di dalam/bawah awan ini pada saat setelah lepas landas, sebelum mendarat, maupun pada saat terbang akan mengakibatkan ketidak stabilan posisi pesawat yang dapat berakibat fatal.


4. SUHU UDARA
Suhu udara dalam penerbangan sangat erat kaitannya dengan pemuaian udara.

ž  apabila suhu lebih tinggi,
mengakibatkan pemuaian udara yang lebih, hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya fatamorgana yang dapat mempengaruhi estimasi pilot mengenai jarak pandang yang sebenarnya.
Suhu yang tinggi dapat juga memacu meningkatkan daya angkat yang harus dihasilkan pesawat yang nantinya akan mempengaruhi terhadap penggunaan bahan bakar.

ž  apabila suhu lebih rendah,
udara di sekeliling akan lebih rapat dari pada ketika panas, hal ini menyebabkan pesawat memiliki daya angkat yang lebih pada saat lepas landas, maupun terbang di udara, yang tentunya akan dapat mengurangi daya angkat yang harus dihasilkan pesawat sehingga dapat mempengaruhi penggunaan bahan bakar.


5. TEKANAN
Tekanan merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan dalam penerbangan, tekanan tidak lepas kaitannya dengan suhu, dimana tekanan berbanding terbalik dengan suhu.
Hal ini jelas apaila suhu tinggi maka tekanan rendah dan apabila suhu rendah maka tekanan tinggi.

ž  
 Dalam dunia penerbangan dikenal istilah “Altimeter”, yaitu sebuah barometer aneroid yang dibuat sedemikian rupa sehingga skala-skalanya dapat menunjukkan altitude/ketinggian.
 

ž  Kesalahan pada saat pembacaan tekanan akan berakibat pada kesalahan dalam penyetelan altimeter, hal ini tentu saja akan mengakibatkan kesalahan penafsiran ketinggian pesawat oleh pilot, terutama pada saat mendarat.
ž  Selain itu informasi tekanan juga berpengaruh terhadap ketinggian kerapatan udara (density height) yang kemudian mengacu pada daya angkat pesawat dan panjang landasan yang diperlukan pada saat pesawat lepas landas.

bonie mp3